Wakil Rektor III Membantah Tuduhan Rundown Berantakan
BERITA

Wakil Rektor III Membantah Tuduhan Rundown Berantakan

mediasolidaritas.com – Rabu (14/08), hari pertama pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) yang merupakan kegiatan wajib bagi mahasiwa baru di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA). Namun, ada yang berbeda dalam PBAK tahun  ini, terjadi kesalahpahaman antar panitia terkait rundown dan konsep acara PBAK. Menurut Kavin salah sesorang panitia PBAK dari Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek), “saya kurang tahu, semua rundown ditentukan oleh rektorat, dan anehnya rundown ini simpang siur, ada perubahan mendadak H-1 acara.”

Hal ini berbanding lurus dengan ungkapan Imam, Ketua Dewan  Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Adab dan Humaniora. Imam menuturkan acara PBAK ini diketuai oleh Wakil Rektor (Warek) III, Ma’shum. Maka seluruh rundown dan konsep juga berasal Warek III. Panitia menerima informasi dari Dekan, panitia hanya menjalankan informasi yang mereka dapatkan dari Dekan.

Rundown acara berubah satu hari sebelum acara, sedangkan rundown yang lama sudah tersebar. Namun hal sebaliknya diungkapkan oleh Warek III ketika ditanya mengenai rundown. “Iya, sudah jelas sejak awal,” jawab Warek III.

Di rundown awal, mahasiswa baru (Maba) ditempatkan di Sport Center dan sebagian ditempatkan di luar. “Jadi ini agak ndadak, alternatif terakhir ketika dananya tidak ada. Konsep awalnya memang seperti ini, yang semula seperti tahun kemarin di dua tempat,” ucap Warek III.

Menurut Warek III, kalau sebagian di luar dan sebagian di dalam, dirasa masih belum adil dan berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial. Sehingga diputuskan untuk keseluruhan mahasiswa di tempatkan di depan Twin Tower. Warek III merubah rundown karena mementingkan keadilan dan menghindari adanya kecemburuan sosial. Pasalnya tahun kemarin Maba di tempatkan di dua tempat yang berbeda, yaitu Auditorium dan Sport Center.

Simpang siurnya rundown di hari pertama PBAK, Warek III menilai akibat dari panitia yang egosentris. Maba yang seharusnya dari awal sudah dikumpulkan di depan Twin Tower malah diarahkan ke fakultasnya masing-masing.

Disamping itu, Warek III mengungkapkan ketidakpuasannya pada PBAK hari pertama. Selain karena molornya rundown akibat sikap panitia masing-masing fakultas. Warek III juga tidak puas akan tenda yang tidak cukup menampung para Maba. Sehingga Maba harus saling berdesakan, baik laki-laki maupun perempuan menjadi satu tanpa dibatasi. Serta banyak Maba yang didera panas matahari secara langsung.

“Kalau agak siang akan panas, karena matahari muncul dari sana (sambil menunjuk ke arah timur, red),” kata Warek III. Untuk mengatasi masalah kekurangan tempat di hari pertama, Warek III mengungkapkan akan melakukan evaluasi dan ada kemungkinan untuk menambah tenda.

M. Riswan Efendi, Wakil Ketua Dema-U menjelaskan penggunaan tenda yang mirip seperti tenda wukuf di Mina karena ada usulan dari salah satu peserta rapat persiapan PBAK. “Mengingatkan kembali ke mahasiswa bahwa kita mengadakan PBAK pada waktu bulan yang suci yakni bulan haji,” ungkapnya. (hdz/ans/slv/hsb/yn)

Post Comment