mediasolidaritas.com – Jam 13.52, muncul notifikasi grup Whatsapp disusul dengan caption “Uinsa gak aman”. Pesan yang berisikan foto (hasil capture) dan video kronologi kehilangan di Perpustakaan UINSA mendadak viral. Beberapa grup WhatsApp yang lain sahut-sahutan menyebar pesan yang sama.
Viralnya video dan foto di WhatsApp, Solidaritas mendapatkan pesan broadcast foto percakapan WA, bahwa pelaku (YK) sudah ditemukan. Bahkan setelah ditemukannya YK, broadcast video dan foto tersebut masih berlanjut. Selanjutnya, pada jam 16.14 identitas pelaku dan capture akun Facebooknya pun ikut tersebar.
Tersebarnya foto dan video di luar kendali pihak Perpustakaan. Rekaman CCTV yang berdurasi panjang tidak bisa disebarkan lantaran Perpustakaan juga melaksanakan kegiatan Pekan Kunjungan di Halaman Perpustakaan. Tanpa sepengetahuan dari pihak Perpustakaan, terdapat oknum yang diam-diam merekam hasil rekaman CCTV. Bahkan pelaku tidak melakukan konfirmasi kepada pihak Perpustakaan.
Tersebarnya informasi yang tidak terkontrol, Irma Soraya, Kepala Perpustakaan, terus menghawatirkan tidak hanya di internal UINSA saja yang mendapatkan broadcast, melainkan ke luar instansi.
“Jika sudah beredar di luar UINSA, itu sudah membawa almamater nama baik institusi,” jawab Irma
Pihak Perpustakaan sudah memaparkan prosedur keamanan barang pada pelatihan literasi sejak mahasiswa baru. Seharusnya korban yang semester 7 sudah mengetahui keamanan barang di loker yang merupakan tugas dari mahasiswa sendiri.
“Tadi juga tak tanya kepada dia yang kehilangan, dia semester 7, berarti sudah tahu bahwa tidak boleh meletakkan barang berharga di loker,” jelas Umir, selaku Sekretaris Perpustakaan.
Pelaku dan korban oleh pihak Perpustakaan sudah dipertemukan, pertemuan dilakukan secara kekeluargaan.
“Untuk urusan intern berdua dengan yang kehilangan itu sebenarnya kan sudah selesai. Bahwa surat pernyataan tadi untuk tidak mengulanginya lagi sudah dibuat,” tambahnya.
Perihal nominal uang yang hilang masih belum diketahui secara jelas. Umir pun juga tidak menemukan bukti konkret nominal yang diambil dari pelaku. Walaupun pengakuan korban uang yang hilang 1,2 juta tidak sama dengan pengakuan YK yang mengatakan hanya 200 ribu yang diambil.
“Jelasnya memang dia yang mengambil uangnya, ada gambar dia mengambil uang itu, berapanya ya gak kelihatan,” sanggah Umir.
Solidaritas mengalami kesulitan untuk menghubungi korban, bahkan pihak Perpustakaan tidak ingin membuka identitas korban. Sampai berita ini diturunkan korban masih tidak merespon ketika dihubungi melalui pesan WhatsApp oleh Solidaritas. Bahkan detail korban masih belum jelas ketika ditanyakan kepada orang yang disarankan oleh pihak yang broadcast ke grup WhatsApp.
“Nggak tahu namanya, cuma kenal nongkrong,” jawab RR. (rik/rul)