Terindikasi Ricuh, BEM-SI dan ORMEK Tidak Satu Komando?
BERITA

Terindikasi Ricuh, BEM-SI dan ORMEK Tidak Satu Komando?

MediaSolidaritas.com – Aksi demonstrasi “Jatim Menggugat” yang dilaksanakan pada hari Jumat (23/8) di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur mengundang banyak massa yang hadir dalam aksi demo tersebut.

Rombongan Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (ORMEK) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang dipimpin oleh Hendra Prayogi selaku Ketua DPP GMNI Jatim menyusul dalam barisan demonstran lebih siang dibanding demonstran yang dipimpin oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI).

“GMNI mengawali aksi yang dimulai dari Wisma Marinda Jawa Timur, kemudian dilanjut ke Gedung Grahadi dan berakhir di depan Gedung DPRD Jatim untuk bergabung dengan demonstran lainnya,” ujar pria berkopiah hitam itu.

Pada awalnya, rombongan GMNI yang datang di depan gedung DPRD Jatim memang tidak menjadi satu komando dengan rombongan BEM-SI. Tak terhitung lama, GMNI dan BEM-SI akhirnya menyatukan aksi, namun tak lama kemudian pun kembali terpisah ke sisi kiri gedung DPRD Jatim.

“GMNI yang kembali terpecah dari komando utama itu dikarenakan kami, (red BEM SI) mengindikasi bahwasannya BEM-SI, GMNI, dan Cipayung akan dibenturkan oleh aparat,” ujar Alif Hidayatulloh selaku Koor. Media Propaganda BEM SI.

Alif memberi keterangan lebih lanjut mengenai prakiraan tersebut.

“Ini baru indikasi. Untuk meminimalisir hal tersebut, kami memilih terpisah dulu supaya suasana lebih tenang. Karena kalau terus-terusan bergabung, maka temperamen semakin panas dan berpotensi ricuh di sini bersama massa aksi,” tandas pria berambut gondrong itu.

Animo pendemo tidak hanya dari BEM-SI. Pihak GMNI mengaku berhalangan hadir dalam Konsolidasi Akbar yang diadakan BEM-SI di Universitas Airlangga pada Kamis (22/8).

Alif sendiri mewajarkan adanya miskomunikasi yang terjadi tanpa membedakan tujuan, yaitu mengawal putusan Mahkamah Konstitusi.

“Kami (red, GMNI) tidak tahu betul karena memang tidak ikut konsolidasi. Tetapi kami memang ingin bersatu untuk menyampaikan aspirasi yang kami bawa. Namun, karena kondisinya tidak memungkinkan untuk menjadi satu padu, akhirnya kami memilih untuk minggir,” ujar Hendra.

Hendra menambahkan bahwa membuat panggung sendiri-sendiri adalah hal biasa dalam demonstrasi, karena hal tersebut merupakan bagian dari dinamika aksi.

Rombongan yang terhimpun dalam GMNI sendiri terdiri dari Cipayung, GMNI, GMKRI, dan beberapa perwakilan kampus. Sedangkan rombongan BEM SI meliputi berbagai kampus dari Surabaya Raya seperti Universitas Airlangga (UNAIR), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dan Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Beberapa bagian dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Universitas Wijaya Putra, Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG), Telkom University, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), dan Universitas Hang Tuah (UHT) pun turut ikuti rombongan BEM SI.

Tak hanya mahasiswa, buruh dan berbagai aliansi lainnya juga menyokong aksi melalui BEM-SI dan jika diakumulasi sekitar 5000 demonstran.

 

Reporter : Dewi Aisyah Alya

Editor : Tanaya Az Zhara

Post Comment