MediaSolidaritas.com – Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat universitas UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) sedang dipusingkan dengan banyaknya dana mereka yang belum cair. Hal ini tentu menjadi keresahan bagi para pengurus sebab menjelang akhir tahun buku anggaran akan segera ditutup.
Rafly Salman Rahbani, ketua umum UKM Paduan Suara Mahasiswa (PSM) UINSA mengakui hal tersebut benar terjadi. UKM yang baru saja menyabet gelar juara di Lomba Paduan Suara Internasional Surabaya World Choir Festival (27/9) ini hanya didanai kampus pada saat pendaftaran saja.
“Kita mendapatkan dana di awal hanya untuk pendaftaran saja. Namun dana untuk persiapan lomba seperti partitur, konsumsi dan kostum belum cair. Untuk dana apresiasi lomba juga belum cair,” ujarnya.
Sementara untuk menjuarai lomba bergengsi tersebut bukan hal yang mudah. Pria yang kerap disapa Salman ini mengutarakan bahwa semua persiapan lomba ditanggung secara mandiri, mulai dari pembelian konsumsi, karantina dan pembelian kostum. Ia juga membandingkan kejadian tahun ini dengan tahun sebelumnya yang sangat berbanding terbalik.
“Semua pendanaan dilakukan secara mandiri, padahal kalo di lomba-lomba sebelumnya bisa cair dan diberikan langsung. Banyak kendala di persiapan lomba dan di setelah perlombaan juga banyak. Booking tempat untuk persiapan lomba juga tidak disetujui,” ucapnya.
Hal serupa juga diutarakan oleh ketua UKM Bela Diri, Adhira Firza Fauzi Syam. Ia juga membenarkan adanya kesulitan pencairan dana UKM di periode ini. UKM baru yang menaungi empat perguruan silat ini juga terkendala pendanaan yang tidak kunjung bisa dicairkan.
“Sudah ada satu yang turun, seminggu atau dua minggu yang lalu dari teman-teman Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Itu tidak semuanya, hanya ada satu kontribusi. Sudah turun, tapi belum semuanya,” ucapnya.
Saat ditanyai mengenai prosedur pendanaan, Salman memberikan keterangan bahwa pihaknya sudah sesuai pada peraturan yang diberikan saat Bimbingan Teknis (16/7). Namun, ia mengakui masih dipersulit, dan ia berpendapat hal ini tidak hanya terjadi di pihaknya saja.
“Mengacu pada bimbingan teknis dari Kemahasiswaan, pihak SPI dan juga pihak Keuangan perihal pencairan dan lain-lain. Tetapi, kita sudah menuruti secara aturan, secara pengajuan tapi tetap saja banyak yang dipersulit. Karena perihal ini, menurut saya bukan hanya di Paduan Suara saja, di UKM lain juga sama,” terangnya.
Adhira Firza juga mengutarakan hal yang sama dengan Salman. Pihaknya mengakui telah mendapat arahan dari pihak rektorat perihal pencairan dana. Namun, pria yang kerap disapa Firza ini menyayangkan tidak merasa mendapat kepastian terkait prosesnya.
“Untuk arahan dari pihak rektorat kepada kami sebenarnya sih ada mas. Saya disitu diberikan arahan sama pak Farid buat cara mengajukan dana ke pihak rektorat. Tapi, yang saya sayangkan disini itu tidak dapat satu hal yang pasti,” ujar Firza.
Mahasiswa program studi Ilmu Falak tersebut menceritakan perihal ribetnya proses pencairan dana dari kampus.
Ia merasa hal ini sangat memakan waktu dan tidak efisien. Pengajuan proposal sering mendapatkan revisi berkali-kali padahal proposal tersebut dianggap sudah sesuai ketentuan yang diberikan oleh pihak kampus.
“Kalau bisa kampus itu punya template yang paten, biar kita semua kalau mengajukan itu nggak perlu ada revisi, karena ini memakan waktu,” tambah mahasiswa Ilmu Falak tersebut.
Firza masih memiliki harapan untuk kampus agar berusaha lebih baik lagi mengurus administrasi pendanaan. Ia juga menyayangkan semua proses sudah sesuai prosedur yang ditentukan, namun masih saja menemui kebuntuan.
“Kami berharap di UINSA ini semoga bisa ditata kembali terkait keadministrasiannya, karena jujur saya sendiri melihat bahwa masih banyak yang tidak rapi. Pokok kalau memang tidak sesuai ya gapapa di revisi. Tapi kalo semisal memang kita sudah sesuai kan sebenarnya nggak perlu revisi lagi,” pungkas Firza.
Salman juga berharap proses pencairan dana ini agar dapat lebih dipermudah, karena kampus tidak transparan terkait hal ini. Ia juga menambahkan, jika kampus tidak memberikan dukungan kepada mahasiswanya, akan berdampak pada prestasi yang kurang maksimal.
Mahasiswa Ekonomi Syariah UINSA tersebut merasa tidak keberatan jika memang regulasi pencairannya terperinci dan memiliki alur yang panjang yang penting harus jelas secara penanganan dan juga pencairan.
Selain itu, Salman juga berharap kampus bisa lebih memperhatikan lagi untuk memberikan bantuan fasilitas terhadap UKM yang sedang berjuang mengharumkan nama UINSA.
“Persiapan lomba ini baik di Paduan Suara maupun UKM lainnya pasti butuh latihan, butuh dana, butuh tenaga, pikiran dan lain-lain. Kalo dari kantor pusat tidak mendukung ya bagaimana mahasiswa ini berprestasi maksimal gitu,” pungkas Salman.
Penulis : Al Ghozaly Irzha
Editor : Alfi Damayanti