Suaraku, Suara Penentu?
BERITA

Suaraku, Suara Penentu?

Langit tampak mendung sore itu, hembuasan angin dari pepohon terasa sangat. Suasana yang cukup bersahabat dalam wawancara Solidaritas dengan Kopurwa (Komisi Pemilu Raya Mahasiswa) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA), Sukron Kasir.

Tak jauh berbeda dengan sebelumnya, Pemilihan Umum Raya (Pemira) Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UINSA kali ini diadakan dengan sistem perwakilan. Sukron selaku ketua Kopurwa menuturkan setiap Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) di seluruh prodi UINSA memiliki satu hak suara. Biasanya suara diwakilkan oleh ketua HMJ. Namun, tetap bisa diwakilkan anggota lain dengan syarat. Si pemilih, menunjukkan Surat Keputusan (SK) kepengurusan HMJ atau surat rekomendasi langsung dari ketua HMJ.

“Kalau dulu, sebelum tahun 2016 kan, one man one vote, raya,” tutur Sukron, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) prodi Sosiologi itu.

Ada dua pasangan calon (Paslon) dalam Pemira DEMA-U tahun ini. Paslon pertama, Fachrur Rozie dan M. Riswan Efendi dari partai PRM (Partai Revolusi Mahasiswa). Paslon kedua, Alif Firdaus dan M. Rizkillah, dari Partai PAREM (Partai Republik Mahasiswa).

Hasil perhitungan suara kemarin (22/04), paslon satu unggul dengan 27 suara. Paslon dua, mendapat 12 suara. Dengan satu golput dan dua suara dinyatakan tidak sah oleh Kopurwa. Total suara masuk 42 suara, dari 42 prodi yang ada.

Jika dilihat pada sebaran pamflet Kopurwa, proses Pemira sendiri sudah berlangsung sejak 12 April. Dengan jadwal sosialisasi terkait diadakannya Pemira DEMA-U. Pada 15 April merupakan pendaftaran bakal calon. Disusul penetapan dan pengambilan nomor urut bakal calon di tanggal 16 April.

Di tanggal 18 April, terjadwal acara debat dan kampanye dari kedua paslon. Namun dari keterangan Sukron diketahui, bahwa debat paslon ditiadakan dengan beberapa pertimbangan.

Pertama, jadwal debat berada pada hari kecepit, 17 April libur pemilu presiden dan di tanggal 19 April libur hari peringatan wafat Isa Al Masih. Kedua, dana yang minim. Sukron juga mengungkapkan kisaran dana yang dikeluarkan oleh Kopurwa selama proses acara ini sekitar satu sengah juta sampai dua juta rupiah. Terkait poin kedua, Kopurwa menjelaskan itu hanya alasan kesekian.

“Bilangnya ke pihak saya, enggak ada bantuan dari rektorat terkait dana,” tutur Rizki, wakil paslon nomor dua saat diwawancarai via telepon elektronik, terkait pembatalan acara debat paslon.

Di lain pihak, Riswan selaku wakil Ketua DEMA-U terpilih juga membenarkan hal tersebut, pihaknya diberitahu bahwa pembatalan debat paslon dilakukan setelah pengundian nomor urut oleh pihak Kopurwa.

Dari keterangan Rizki, pihak Kopurwa memang tidak menyebutkan alasan tentang batalnya debat karena bertepatan dengan hari-hari libur. Terlepas dari itu, Rizki mendapat informasi dari saksi perwakilan paslonnya, kalau acara berlangsung lancar. Kebetulan Rizki tidak dapat menghadiri acara PEMIRA yang diadakan di selatan gedung FEBI (Fakultas Ekonomi Bisnis) Senin, 22 April pada siang hari.

Perhitungan suara selesai sekitar pukul 2, pasangan Fachrur dan Riswan dinyatakan unggul. Dengan dibonceng di motor yang berbeda, keduanya diarak keliling kampus diikuti para pendukung. Suara bising kenalpot sempat mengiringi aksi arakan tersebut.

Selapas acara, berbagai masukan datang. Seperti yang diungkap oleh Randa, ketua HMJ prodi Sistem Informasi kepada Solidaritas lewat WhatsApp.

“Harusnya kan sebelum tanggal 12 itu (undangan, red) sudah disebar. Iya, bukan undangan sih. Kalau bisa kayak timeline itu juga disampaikan. Kalo nggak bisa hard file, ya soft file saja bisa dikirim lewat email prodi.”ungkapnya.

Ia mengaku baru menerima undangan untuk pencoblosan di Senin pagi, lewat SEMA (Senat Mahasiswa, red). Itu pun baru sampai ke tangan Randa pada Senin pukul 10 pagi, 22 April. Di lain pihak, beberapa fakultas sudah mendapat undangan jauh-jauh hari. Andi, selaku ketua HMJ HES (Hukum Ekonomi Syariah) mengaku sudah mendapatkan undangan sejak Selasa malam (16/4). (jih/fah)

Post Comment