Kamis (24/09) Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) UIN Sunan Ampel Surabaya kembali melaksanakan lanjutan Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) melalui Zoom telleconfrence. Acara PBAK di tingkat fakultas dibuka dengan sambutan Dekan Fakultas Psikologi dan Kesehatan, Siti Nur Aisyah. Beliau berpesan agar para mahasiswa baru Fakultas Psikologi dan Kesehatan dapat menikmati proses pembelajaran di Fakultas tersebut serta dapat lulus tepat waktu.
“Maka kami semua dari pimpinan mengharapkan kalian semua dapat enjoy masuk ke Fakultas Psikologi dan Kesehatan, serta dapat menikmati proses pembelajaran selama disini, masuknya bareng bareng dan keluar nya tidak ada yang tertinggal” tuturnya.
PBAK Fakultas Psikologi dan Kesehatan pada tahun ini diikuti oleh 140 mahasiswa baru. Angka tersebut juga menandakan bahwasannya kuota mahasiswa baru di Fakultas tersebut dengan jurusan Psikologi sudah terpenuhi. Perlu diketahui, jumlah tersebut meningkat sebesar 4,4% dari tahun sebelumnya. Pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2019, jumlah mahasiswa baru fakultas psikologi dan Kesehatan sebanyak 134 orang. Kenaikan ini juga disebabkan karena Fakultas Psikologi dan Kesehatan menempati urutan kedua dengan jumlah peminat terbanyak di kampus UIN Sunan Ampel Surabaya.
Siti Nur Aisyah selaku Dekan Fakultas Psikologi dan Kesehatan merasa bersyukur atas tercapainya jumlah kuota untuk mahasiswa baru. “Saya selaku pimpinan FPK merasa bersyukur, karena kuota untuk mahasiswa baru terpenuhi (140, -red), itu artinya prodi psikologi merupakan prodi yang sangat diminati, terbukti tahun ini memang psikologi termasuk prodi nomer 2 yang paling banyak peminatnya setelah manajemen” lanjutnya ketika dihubungi via WhatsApp.
PBAK yang berlangsung dari pagi hingga sore hari tersebut juga menyisakan cerita tersendiri bagi para mahasiswa baru, Maindah Nurlaili Asari misalnya. Ia mengatakan bahwa pemberian materi tentang dunia perkuliahan, khususnya dalam lingkup fakultas sangat bermanfaat. Namun dikarenakan keterbatasan PBAK tahun ini, dimana menggunakan metode daring hal ini jadi terasa membosankan.
“Sebenarnya info info yang diberikan pembicara selama materi sangat bermanfaat kak, apalagi kami masih belum tau banyak soal perkuliahan. Hanya saja, mungkin karena keterbatasan yang disebabkan sama pandemic ini, selama PBAK berlangsung hanya harus mendengarkan pemateri. jadi rasanya bosan”. Ujar mahasiswa asal Sidoarjo tersebut. Ia pun juga mengungkapkan dirinya pribadi tidak mengalami kendala yang berarti selama PBAK daring ini.
Lain halnya dengan Puput Angriani Umar, mahasiswa asal kota Kendari Sulawesi Tenggara ini merasa kaget karena ia terbayang bilamana PBAK akan ada bentakan atau insiden. namun, nyatanya tidak ada. Ia juga merasa senang dengan pemateri yang terkesan ramah dan baik sekali.
“Jujur kaget kak. karena di bayangan aku, mungkin ada bentakan atau insiden gitu. Ternyata malah ngga ada sama sekali. Pematerinya juga bener bener humble, bahkan aku sangat suka dengan salah satu wakil dekan yang terkesan ramah dan baik sekali. Aku ngga tau sih prodi lain gimana, tapi di prodiku seperti bersikap hati hati dan berusaha semaksimal gitu kak. Jujur bersyukur banget lah”. Tuturnya. ia pun mengaku alasannya datang jauh merantau ke Surabaya dikarenakan ingin mencari lingkungan baru, dimana ia selama ini sudah menghabiskan waktu bersekolahnya di Sulawesi. (Dam)