Pertama Kali Gelar PBAK Virtual, Panitia Akui Persiapan Kurang Matang
BERITA

Pertama Kali Gelar PBAK Virtual, Panitia Akui Persiapan Kurang Matang

Surabaya – Rabu (23/09), kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya akan menggelar pembukaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) untuk menyambut Mahasiswa Baru (Maba). Kegiatan akan digelar selama tiga hari, mulai hari  Rabu-Jumat, 23-25 September 2020. Pelaksanaan PBAK tahun ini dilakukan via daring melalui media Zoom dan YouTube. Diikuti sebanyak 4188 Maba, panitia, narasumber dan jajaran rektorat kampus.

“Panitia mengakui bahwa persiapan belum dilakukan secara maksimal. Rapat dengan panitia PBAK dan pihak rektorat terkesan mepet, kalau saya hitung kurang lebih H-5 baru diadakan rapat. Itupun pembahasannya kurang menyeluruh, hanya sebatas job desk panitia dan cara login maba ke Zoom Meeting, ujar Hanzah Adi, selaku panitia PBAK 2020.

Terkait teknis kegiatan yang akan dilaksanakan, ia membeberkan bahwa belum semua panitia mengetahui teknis acara secara rinci. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan dalam grup koordinator, namun belum ditanggapi secara serius. Pembahasan hanya terfokus pada penampilan UKM dan UKK yang menjadi salah satu pengisi dalam acara tersebut.

“Untuk teknis PBAK, rata-rata panitia masih kebingungan dan banyak yang mengajukan pertanyaan di grup koordinator, cuma ada yang dijawab, ada pula yang tidak dijawab. Jadi teman-teman itu masih ngambang untuk acara besok itu. Malahan pembahasan terfokus kepada penampilan UKM dan UKK yang akan ditampilkan saja,” imbuhnya.

Sedangkan untuk konsep, peraturan dan hal-hal urgent terkait PBAK belum sepenuhnya disosialisasikan kepada Maba dengan baik. Belum adanya peresmian tanda tangan oleh rektor, sehingga menghambat koordinasi informasi antara panitia dengan Maba. Selama persiapan acara, panitia memaksimalkan grup media sosial di masing-masing program studi untuk memberikan informasi terkait kegiatan tersebut.

Sejauh ini panitia belum mendapatkan laporan terkait kendala jaringan internet oleh Maba. Hanzah Adi selaku Kepala Himpunan Mahasiswa Program Studi Hubungan Tata Negara mengungkapkan bahwa jauh-jauh hari Maba berinisiatif melakukan simulasi Zoom Meeting sesuai dengan anjuran pihak kampus, sehingga ketika hari H tidak terjadi kebingungan.

Panitia mengupayakan meminimalisir kekerasan dalam bentuk apapun terhadap Maba, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Sebagai gantinya panitia akan mengutamakan pendekatan personal apabila ditemukan Maba yang melanggar etika dan peraturan yang berlaku.

Keuntungan PBAK Online 2020 menurut Hanzah Adi, panitia akan memiliki bahan evaluasi untuk pengembangan kegiatan serupa yang lebih baik kedepannya. Mengingat ini merupakan model terbaru dari perkembangan teknologi. Kurang persiapan serta teknis yang berbeda mengakibatkan kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan. Panitia dan pihak kampus berupaya mengadakan kegiatan ini seperti biasa dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah.

Tazkia Amelia Fauzi, salah satu peserta menuturkan bahwa PBAK Online 2020 ini lebih santai dari segi persiapan dan teknis. Maba hanya perlu mempersiapkan pita hitam dan pakaian yang telah ditentukan pihak kampus. Mahasiswa baru program studi Hukum Pidana Islam tersebut juga menuturkan belum ada kendala yang berarti, sedangkan pemberitahuan informasi terkait PBAK secara aktif dilakukan di media sosial.

“Persiapan PBAK tidak terlalu sulit karena syaratnya tidak neko-neko, hanya pita hitam dan pakaian. Perasaannya senang bisa santai karena saya tidak terlalu suka keramaian juga, dan sejauh ini kendala tidak ada. Untuk informasi PBAK mengikuti arahan di media sosial saja,” ujarnya. (Ll/Lst/Ynt)

Post Comment