MediaSolidaritas.com – Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) Masdar Hilmy secara resmi melakukan Soft Launching Gedung Sains dan Teknologi (Saintek) dan Gedung Laboratorium Agama yang berada di kampus II UINSA. Kedua gedung tersebut turut dihadiri langsung oleh Sekretraris Jendral Kementrian Agama, Nizar Ali pada Rabu (10/11) siang.
“Alhamdulillah, proses pembangunannya sudah mencapai tahap akhir, jadi semuanya sudah masuk dalam tahap penyelesaian,” ujar Nizar Ali.
Dalam sambutannya, Nizar menjelaskan bahwa proyek pembangunan 6 in 1 oleh beberapa kampus UIN sudah mencapai 82 persen dari total 40 gedung di kampus UIN yang tergabung dalam proyek ini.
Dilansir dari laman Kementerian Agama (Kemenag), Proyek 6 in 1 sendiri merupakan proyek gabungan dari 6 kampus UIN. Antara lain UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, UIN Raden Intan Lampung, UIN Antasari Banjarmasin, UIN Imam Bonjol Padang, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dan juga UIN Sunan Ampel Surabaya. Proyek ini didanai dengan mekanisme Surat Berharga Syari’ah Negara (SBSN).
Proses peresmian secara langsung dilakukan oleh Nizar Ali dengan menandatangani prasasti dan dilanjut pemotongan tumpeng bersama Rektor UINSA serta jajaran tamu undangan lainnya.
“Saya sangat mengapresiasi atas kelancaran pembangunan ini, karena prosesnya sesuai dengan jadwal dan masih akan terus berlanjut. Saya berharap, pada bulan Agustus 2022 mendatang bisa selesai semua,” tambahnya.
Peresmian kampus II yang berlokasi di Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya ini dilakukan secara bertahap. Sebelumnya, pada tanggal 1 September 2021, Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) serta Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) telah diresmikan lebih dulu. Sehingga, proses pemindahan sudah bisa dilakukan.
Seperti yang diungkapkan oleh Rektor UINSA, Prof. Dr. H. Masdar Hilmy, “Gedung yang paling siap ini ya FISIP dan FPK.”
Gedung lama di kampus satu UINSA yang dipindahkan seperti gedung FISIP dan FPK tidak akan dikosongkan begitu saja. Namun, nantinya akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan fakultas yang berada di kampus satu.
“Gedung yang ditinggalkan akan menjadi kajian yang dianalisis untuk digunakan sebagai gedung bersama atau sharing antar fakultas karena ada permintaan dari beberapa fakultas seperti itu,” ucap Rektor.
Penambahan Gedung ini juga membuka kesempatan bagi UINSA untuk menambah pagu pada pendaftaran mahasiswa baru ke depannya.
“Ada (Penambahan pagu-red) Iya, pasti ada. Kita berani di atas 5000 sekarang tiap tahun,” lanjutnya.
Karena lokasi yang cukup jauh dengan Kampus I, adapun solusi yang diberikan yakni rencana untuk membangun asrama dan atau penyediaan transportasi guna memudahkan mobilitas mahasiswa UINSA.
Demi memudahkan mobilitas mahasiswa yang berada di kampus satu, pihak UINSA berencana menambahkan gedung asrama dan transportasi berupa mobil dan bus.
“Kita punya banyak tanah di sini. Masih ada lima hektar-an, itu nanti bisa dipakai untuk asrama, pelan-pelan. Kalau belum ada asrama, untuk sementara ya, menumpang di pemukiman belakang situ. Nanti kita sediakan mobil untuk mobilitas. Kita minta Kementerian Perhubungan untuk menyediakan bis, kalau nggak ada, ya kita beli sendiri. Minta ke Gubernur itu bisa, ke Walikota juga bisa,” tutup Masdar. (NBL/ICH)