mediasolidaritas.com – Rabu (14/08) telah terselenggara pembukaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) tahun 2019. Dalam agenda pembukaan kali ini terdapat inovasi yang berbeda sebelum upacara dimulai, yakni beberapa panitia PBAK dari pihak rektorat membagikan stiker dengan berbagai warna kepada mahasiswa baru (Maba) di gerbang masuk. Stiker tersebut berbentuk persegi dengan lambang UINSA di tengahnya. Tujuan dari pembagian stiker, untuk mengelompokan Maba dari setiap fakultas. Stiker tersebut digunakan sebagai identitas kelompok berdasarkan warna.
Sebelum acara PBAK dimulai, tepatnya pada kegiatan TM (technical meeting) Selasa (13/08), telah disosialisasikan mengenai sistem pengelompokan Maba tersebut. Namun saat pelaksanaan PBAK sempat terjadi miss komunikasi tentang konsep kegiatan tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Pelaksana (Ketupel) PBAK dari Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) yang tidak mengetahui hal tersebut. Sehingga membuat kepanitian PBAK dari FUF tidak berjalan dengan lancar.
Menurut Achmad Izzul, selaku Ketupel PBAK FUF, pengelompokan Maba berdasarkan warna stiker membuat panitia kewalahan dalam hal absensi. Padahal absensi merupakan hal yang penting. Karena dari absensi dapat mengetahui siapa Maba yang telat dan tidak hadir, sekaligus menjadi tolok ukur kedisiplinan Maba.
“Sebenarnya kami sudah memiliki konsep untuk pendisiplinan Maba, kami maunya Maba untuk ditegaskan lagi tentang pendisiplinan waktu dan perizinan. Namun hal ini terkendali oleh peleburan Maba yang dilakukan panitia rektorat. Jika sudah seperti ini maka lapangan disana milik Pramuka dan Menwa (Resimen Mahasiswa, red). Kami boleh saja kesana namun kami tidak punya legalitas, ya jadi kami memilih tidak kesana.” Ujar Achmad Ibnu Hazm, Komisi Disiplin Panitia PBAK FUF.
Selain permasalahan di absensi dan pendisiplinan, beberapa panitia juga mendapatkan kendala saat pembagian konsumsi. Ketika pembagian konsumsi, beberapa panitia dari FUF berpikiran bahwa ini kesempatan untuk melakukan absensi. Namun oleh pihak rektorat para Maba tidak diizinkan meninggalkan area Twin Tower. Untuk mengantisipasi hal tersebut, panitia PBAK FUF melakukan absensi pada akhir acara.
“Untuk mengecek kedisiplinan Maba Fakultas Ushuludin kami akan lakukan absensi di akhir acara,” ujar Achmad Izzul Ketupel panitia PBAK FUF.
Hal berbeda disampaikan oleh peserta PBAK 2019. Menurut Hasanah, Maba FUF, PBAK kali ini seru karena tak menyangka akan semeriah dan sebanyak ini pesertanya. Untuk konsep wukuf menggunakan tenda, juga tidak pernah terbayangkan oleh Hasanah. Jumlah peserta PBAK tahun ini adalah 4.467 orang. (umr/krs)