Kisah di Balik Mata Air Makam Sunan Ampel
INFO RAMADAN

Kisah di Balik Mata Air Makam Sunan Ampel

MediaSolidaritas.com – Makam Sunan Ampel merupakan salah satu wisata religi yang selalu ramai dikunjungi peziarah, terlebih di bulan Ramadan seperti saat ini.

Ketika ditemui pada Selasa (28/03), juru kunci makam menjelaskan bahwa para pengunjung yang datang bukan hanya berasal dari Indonesia saja.

“Pengunjungnya juga dari mancanegara seperti Malaysia, Arab Saudi, dan lain sebagainya,” ucap Mustajab, selaku juru kunci Makam Sunan Ampel.

Biasanya, para pengunjung baik individu maupun rombongan akan berdoa di kawasan makam Sunan Ampel. Kegiatan berdoa ini juga seraya mengharap berkah dari para wali dan para kiai yang dimakamkan disana sebagai perantara mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Selesai berdoa, biasanya pengunjung akan meminum air yang terletak di pintu keluar makam, yang menjadi ritual penting. Para pengunjung akan bergilir dengan tertib untuk sekedar mendapatkan giliran meminum atau mengambil air untuk dibawa pulang.

Konon air tersebut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit serta memiliki berkah dan banyak khasiat yang mana bukan cuma dzahir, namun juga dari segi spiritual.

“Harapan kami dapat mendapat berkah dunia akhirat setelah meminum air disini,” ucap Humaidi, salah seorang pengunjung asal Madura.

Ketenaran dan keunikan air yang ada di kawasan makan Sunan Ampel ini tidak lepas dari sejarah sumber mata air itu sendiri. Mustajab menuturkan bahwa air tersebut sudah ada sejak abad ke-14 Masehi, yakni ketika Sunan Ampel menginjakkan kaki di kawasan tersebut.

Pada mulanya, belum ada sama sekali sumber air disana. Raden Rachmat dan bersama keluarganya pun tidak memiliki air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, minum, mencuci, dan lainnya.

“Hingga akhirnya digalilah sumur yang sampai sekarang ini menjadi satu-satunya sumber dari semua air yang ada di gentong sekitar Makam Sunan Ampel,” tutur Mustajab.

Sumber mata air tersebut terletak di tengah-tengah masjid yang dibuat oleh Raden Rachmat. Seiring berjalannya waktu, air ini pun dipercaya oleh banyak orang keberkahannya.

Sumber mata air ini tidak pernah habis dan selalu tersedia meskipun telah diambil terus menerus.

“Bahkan, otak kita pun tidak sampai untuk mencerna mengapa air ini tidak pernah habis,” ujar sesepuh Makam Sunan Ampel tersebut.

Mustajab menambahkan bahwa pengunjung yang berziarah juga membawa air tersebut untuk dibawa sebagai oleh-oleh untuk sanak saudara. Setiap hari minggu, air yang diambil oleh pengunjung bisa mencapai 1000 botol.

Jika yang datang adalah rombongan, air yang diambil bahkan bisa mencapai 7000 botol. Namun mata air di kawsan makam tersebut tidak pernah kering, sehingga masyarakat meyakini air tersebut sebagai air terbaik setelah air zam-zam.

 

Penulis: Ayu Asmawi dan Khalifatur Rafi’ah

Editor: Alfi Damayanti dan Nabila Wardah

Post Comment